Bantuan program SMK PK yang kembali diperoleh SMK Negeri 1 Binangun pada jurusan animasi tahun 2025 ini berfokus pada penguatan Pembelajaran Mendalam (PM) atau Deep Learning. Dalam rangka menyukseskan program ini, SMK Negeri 1 Binangun menghadirkan fasilitator Pembelajaran Mendalam sebagai narasumber dalam kegiatan In House Training (IHT) Penguatan Pembelajaran Mendalam bagi guru. Beliau adalah Ibu Pipit Dwi Komariah, S.S., M.Pd.
Kepala SMK Negeri 1 Binangun, Ibu Sri Utami, S.Pd., M.M. dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal penting. Beliau sangat mengapresiasi komitmen seluruh guru untuk terus belajar dan berinovasi. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam menjadi kunci dalam menyiapkan murid yang kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi dunia kerja dan dunia industri (DUDI). Harapan beliau, hasil kegiatan IHT ini diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di setiap program keahlian.
Ibu Pipit Dwi Komariyah, S.S., M.Pd. selaku narasumber menjelaskan materi secara komprehensif mengenai konsep dan praktik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang tidak hanya berfokus pada hasil akhir (produk), tetapi juga proses berpikir murid selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan bernalar kritis, kolaboratif, reflektif, dan kreatif pada murid. Dalam Pembelajaran Mendalam, guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar, bukan sekadar penyampaian materi.
Ibu Pipit menyampaikan Karakteristik Pembelajaran Mendalam di SMK yang berbeda dengan di SMA. Di mana pembelajaran di SMK berbasis kompetensi dunia kerja, namun tetap menanamkan nilai dan karakter. Karakteristik ini dapat mendorong pembelajaran mendalam diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pembelajaran di SMK juga bersifat kontekstual dan berbasis projek yang relevan dengan bidang keahlian murid. Hal ini secara otomatis terintegrasi dengan 8 Dimensi Profil Lulusan SMK, yang mendorong murid untuk mengaitkan teori dengan praktik nyata di lapangan. Masih menurut beliau, sebenarnya pembelajaran di SMK sudah mengarah pada implementasi PM. Hal ini tercermin pada asesmen yang dilakukan di SMK sudah beragam, tidak hanya berbasis tes. Asesmen lain, seperti projek, portofolio, penugasan, dll sudah diterapkan tidak hanya dalam asesmen formatif juga pada asesmen sumatif.
Ada beberapa strategi implementasi Pembelajaran Mendalam yang dapat dilakukan oleh Bapak/Ibu guru. Misalnya, dengan menentukan tema atau konteks nyata yang relevan dengan bidang keahlian murid. Kemudian guru merancang pertanyaan pemantik yang menuntut penalaran dan eksplorasi mendalam. Guru juga hendaknya melibatkan kolaborasi antarguru dalam perencanaan (koordinasi kokurikuler). Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memfasilitasi eksplorasi dan eksperimen murid melalui kegiatan berbasis projek. Pelaksanaan asesmen, baik formatif maupun sumatif, dilakukan berdasarkan proses dan hasil karya murid. Di akhir, guru melakukan refleksi bersama murid untuk menumbuhkan kesadaran belajar dan perbaikan diri.
Pembelajaran mendalam tidak hanya dilakukan di satu mata pelajaran, melainkan dapat diintegrasikan melalui kegiatan kokurikuler lintas mapel. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk projek tematik bersama, misalnya antara mata pelajaran Produktif Kejuruan, IPAS, dan Informatika. Dapat juga dilakukan pada mata Pelajaran lain yang selaras.
Beberapa guru aktif bertanya kepada narasumber. Misalnya, Bapak Muslimin, S.Pd., M.Pd. yang menanyakan bagaimana strategi menyusun asesmen yang mampu mengukur kedalaman berpikir murid dalam pembelajaran mendalam? Menanggapi pertanyaan ini, Ibu Pipit menjelaskan bahwa asesmen harus mencakup penilaian proses dan hasil, menggunakan instrumen terbuka seperti rubrik, refleksi diri, dan portofolio.
Beberapa guru lainnya, seperti Bapak Nanda Akbar Rastiana, S.Pd., Bapak Suhartono, S.Kom., Ibu Novie Herawati, S.Kom., M.Pd., dan ibu endang Sri Lestari, S.Kom juga menanyakan beberapa hal terkait dengan pembelajaran mendalam. Pada intinya Pembelajaran Mendalam dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dapat melakukan kolaborasi yang baik. Untuk mewujudkan pembelajaran inkuiri kolaboratif, maka yang dijadikan acuan adalah capaian pembelajaran masing-masing mata pelajaran.
Isi
Jl. Lapangan, Rt.04 Rw.02, Desa Jati, Kec. Binangun, Kab. Cilacap, Jawa Tengah
+62811 261 3264
smkn1binangun@yahoo.co.id